“Pok.. Pok.. Pok”, terdengar bunyi pukulan palu. Segera aku berlari ke ruang tamu dan melihat apa yang sedang terjadi? Ternyata tetangga sebelah rumahku sedang memukul tembok rumahnya. Tepatnya berdampingan dengan tembok ruang tamuku. Lalu, aku mengamatinya selama 10 menit. Ternyata orang itu sedang memaku paku pada tembok rumahnya. Namun, setelah aku mengamatinya tembok ruang tamuku retak setelah ia memukulnya dengan palu.
Kini aku bertanya-tanya
dalam hati, mengapa tembok rumah ruang tamuku bisa retak? Padahal tembok kami
terdiri dari dua lapis yang berbeda-beda? Apakah memang pukulan palunya yang
terlalu kuat?
Sebagai orang-orang
yang percaya kepada Tuhan, seringkali mungkin kita tidak menyadari ketika
berbicara dengan orang lain, perkataan yang kita sampaikan terlalu keras
sehingga membuat hati orang lain tersakiti.
Sama seperti tembok
yang retak. Tembok bisa retak karena memang pukulan palu terlalu kuat. Ingatlah
bahwa tidak semuanya orang memiliki hati yang kuat. Jadi, biarlah kita sebagai
anak-anak Tuhan mengeluarkan ucapan-ucapan yang memberkati, bukan ucapan-ucapan
yang sia-sia.
Yesaya
50:4 : Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan
perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap
pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Ketika Tuhan memberikan
Anda sebuah lidah, Dia ingin setiap ucapan Anda memberkati orang lain. Apapun
kedudukan Anda, berapapun usia Anda dan tak peduli Anda orang kaya dan miskin,
ucapan Anda harus tetap memberkati orang lain. Bahkan dalam kondisi apapun
Anda, ketika Anda di fitnah, disalahkan, tertekan atau tidak dianggap, Anda
tetap harus mengucapkan kata-kata berkat.
1 Petrus 3:9-10 : Dan
janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki,
tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu
dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab : “ Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia
harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu”.